Kerajaan Arab Saudi Umumkan Fakta Sebenarnya Mengapa Pemerintah Iran Larang Warganya Haji ke Makkah dan Memilih Karbala
Serambi Masjid – Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi ‘Adil bin Al-Jubair, memaparkan secara detail kronologis yang menyebabkan pemerintah Iran tidak mengizinkan warganya untuk menunaikan Ibadah haji ke Arab Saudi tahun 2016 ini.
Dalam penjelasanya Menlu Saudi menegaskan bahwa pihak pemerintah Iran sendirilah yang menolak Ibadah haji, bukan pihak Kerajaan Arab Saudi yang melarang. Bahkan pihak Kerajaan Arab Saudi sudah memberikan berbagai solusi kemudahan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Iran memfitnah Kerajaan Arab Saudi bahwa dilarang haji kemudian mengalihkan warganya yang akan berangkat haji ke Makkah diganti ke Karbala. Ritual yang dalam doktrin ajaran syiah jauh lebih mulia daripada pelaksanaan Ibadah Haji 6000 kali.
Berikut ini penjelasan lengkap dari Menteri Luar Negeri Saudi Arabia ‘Adil bin Al-Jubair yang sudah dialih bahasakan ke Bahasa Indonesia dikutip dari Akun Facebook Hidayatullah Online, sabtu(17/9/2016)
Terima kasih atas kesempatannya.
Kerajaan Arab Saudi, yang terhormat Putra Mahkota dan wakil Putra Mahkota
Kerajaan Arab Saudi, baik pemerintahan ataupun masyarakatnya memiliki perhatian yang besar terhadap hal-hal yang berkaitan dengan haji.
Yang berkaitan dengan siapa saja yang datang menjadi tamu Baitullah Al-Haram, baik haji, umrah atau kunjungan biasa.
Kerajaan Arab Saudi tidak menghalangi siapapun yang datang untuk melaksanakan kewajiban ini.
Dan Kerajaan Arab Saudi setiap tahunnya mengadakan kesepahaman dan juga musyawarah dengan negara-negara lain.
Dan kami menandatangani nota kesepakatan dalam hal ini dengan lebih dari 70 negara
Di situ kemudian ditentukan tanggung jawab, dan juga prosdur yang berkaitan dengan pelaksanaan haji demi keselamatan para jamaah haji yang datang ke Baitullah Al-Haram.
Di situ kemudian ditentukan tanggung jawab, dan juga prosdur yang berkaitan dengan pelaksanaan haji demi keselamatan para jamaah haji yang datang ke Baitullah Al-Haram.
Seperti yang terjadi pada Iran, yang menolak untuk menandatangani nota kesepahaman ini.
Dimana pemerintah Iran meminta prosedur dengan unjuk kekuatan dan mereka meminta agar mereka diberi keistimewaan, yang hal itu keluar dari kerangka dan peraturan yang biasa.
Hal itu bisa menimbulkan atau memunculkan kekacauan selama pelaksanaan haji, tentu saja hal ini tidak bisa diterima dan kami telah menjelaskan hal itu kepada para warga Iran.
Kami menginginkan agar pelaksanaan haji bisa selamat, penuh keamanan dan juga nyaman bagi para jamaah haji dan tidak ada masalah apapun, serta politisasi apapun beberapa pekan setelahnya.
Pemerintah Iran kembali lagi dan meminta agar bisa menandatangani nota kesepakatan ini, mereka memiliki beberapa permintaan yang disampaikan, mereka meminta agar visa, bisa diberikan melalui Iran, dan bukan dari negara di luar Iran. Sedangkan anda tahu bahwasanya tidak ada Kedutaan Arab Saudi di Iran. Namun kami memberi solusi dengan memberikan visa bagi para warga Iran melalui internet masalah kemudian terpecahkan.
Mereka juga meminta agar separuh dari jamaah mereka diangkut dengan angkutan khusus warga Iran.
Kerajaan Arab Saudi kemudian menyetujuinya, mereka juga menginginkan agar mereka memiliki perwakilan diplomasi di Jeddah melalui Kedutaan Besar Swiss.
Untuk mengantisipasi setiap keadaan yang terjadi para para warga Iran yang tengah berkunjung ke Arab Saudi dan sebagaimana yang anda ketahui, tidak ada hubungan diplomasi antara Arab Saudi dan Iran. Meskipun begitu, Kerajaan Arab Saudi tetap menyetujui hal itu.
Itu menjadi tanda kesungguhan kami, agar setiap muslim termasuk para warga Iran bisa datang ke Arab Saudi, untuk melaksanakan ibadah haji, kami menyetujui hal itu. Sebagaimana kami juga menyetujui perkara-perkara lainnya yang bermasalah, yang berkaitan dengan warga Iran.
Merkipun begitu, pemerintah Iran tetap saja tidak mau menandatangani nota kesepahaman dan kembali ke negara mereka.
Kami yakin, bahwa niat pemerintah Iran dari awal adalah untuk mengelak, juga memunculkan polemik agar warganya tidak mampu untuk melakukan ibadah haji dan ini merupakan sesuatu yang sangat negatif sekali.
Kalau perkaranya berkaitan dengan prosedur dan peraturan, kami yakin bahwa kami telah melakukan kewajiban kami, bahkan lebih.
Untuk menyambut kebutuhan ini, pemerintah Iran sendiri yang menolaknya.
Oleh karena itu, sebagaimana yang telah disebutkan Kementerian Haji dan Umrah, bahwa pemerintah Iran menanggung kesalahan ini di hadapan Allah dan di hadapan warganya sendiri.
Karena para warganya tidak mampu untuk melakukan ibadah haji di tahun ini Terima Kasih.
0 komentar: